2009/12/04

fungsi dan tujuan serta prinsip-prinsip penilaian dalam evaluasi pendidikan( part II )

12:12 AM

BAB II
PEMBAHASAN
A. Fungsi Dan Tujuan Evaluasi Pendidikan
1. Fungsi Evaluasi Pendidikan
a) Fungsi prognostik yaitu meramalkan sesuatu dalam menghadapi langkah selanjutnya
b) Fungsi diagnostik yaitu evaluasi yang bertujuan yang bertujuan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa serta penyebabnya
c) Fungsi judgement yaitu evaluasi yang dilakukan untuk menetukan keberhasilan siswa atau tes penentuan akhir
d) Fungsi administratif untuk penyusunan daftr nilai dan pengisian buku raport
e) Fungsi promosi untuk menetapkan kenaikan atau kelulusan
f) Fungsi diagnostik untuk mengidentifikasi kesulitan belajar siswa dan merencanakan program pengajaran perbaikan (ramedial teaching)
g) Fungsi psikologis untuk mengatasi kekurangmampuan atau ketidakmampuan dalam menilai kemampuan atau kemajuan dirinya sendiri.
h) Sumber data BP untuk memasok data siswa tertentu yang memerlukan simbingan dan penyuluhan (BP)
i) Bahan pertimbangan pengembangan kurikulum,metode,dan alat-alat PBM.
j) Bahan pertimbangan bagi orang tua untuk mengenali hasil usaha dan tanggung jawabnya dalam mengembangkan potensi anaknya.

selain fungsi di atas ada pun beerdasarkan fungsi evaluasi untuk giri, murid, atau sekolah
1. Fungsi evaluasi bagi siswa
Bagi siswa, evaluasi digunakan untuk mengukur pencapaian keberhasilannya dalam mengikuti pelajaran yang telah diberikan oleh guru. Dalam hal ini ada dua kemungkinan :
a. Hasil bagi siswa yang memuaskan

Jika siswa memperoleh hasil yang emuaskan, tentunya kepuasan ini ingin diperolehnya kembali pada waktu yang akan datang. Untuk ini siswa akan termotifasi untuk belajar lebih giat agar perolehannya sama bahkan meningkat pada masa yang akan datang. Namun, dapat pula terjadi sebaliknya, setelah memperoleh hasil yang memuaskan siswa tidak rajin belajar sehingga pada waktu berikutnya hasilnya menurun.
b. Hasil bagi siswa yang tidak memuaskan

Jika siswa memperoleh hasil yang tidak memuaskan, maka pada kesempatan yang akan datang dia akan berusaha memperbaikinya. Oleh karena itu, siswa akan giat belajar. Tetapi bagi siswa yang kurang motivasi atau lemah kemauannya akan menjadi putus asa
2. Fungsi evaluasi bagi guru
a. Dapat mengetahui siswa manakah yang menguasai pelajran dan siswa mana pula yang belum. Dalam hal ini hendaknya guru memberikan perhatian kepada siswa yang belum berhasil sehingga pada akhirnya siswa mencapai keberhasilan yang diharapkan.
b. Dapat mengetahui apakah tujuan dan materi pelajaran yang telah disampaikan itu dikuasai oleh siswa atau belum.
c. Dapat mengetahui ketepatan metode yang digunakan dalam menyajikan bahan pelajaran tersebut.
d. Bila dari hasil evaluasi itu tidak berhasil, maka dapat dijadikan bahan remidial. Jadi, evaluasi dapat dijadikan umpan balik pengajaran.

3. Fungsi evaluasi bagi sekolah
a. Untuk mengukur ketepatan kurikulum atau silabus. Melalui evaluasi terhadap pengajaran yang dilakukan oleh guru, maka akan dapat diketahui apakah ketepatan kurikulum telah tercapai sesuai dengan target yang telah ditentukan atau belum. Dari hasil penilaian tersebut juga sekolah dapat menetapkan langkah-langkah untuk perencanaan program berikutnya yang lebih baik.
b. Untuk mengukur tingkat kemajuan sekolah. Sudah barang tentu jika hasil penilaian yang dilakukan menunjukkan tanda-tanda telah terlaksananya kurikulum sekolah dengan baik, maka berarti tingkat ketepatan dan kemajuan telah tercapai sebagaimana yang diharapkan. Akan tetapi sebaliknya jika tand-tanda itu menunjukkan tidak tercapainya sasaran yang diharapkan, maka dapat dikatakan bahwa tingkat ketepatan dan kemajuan sekolah perlu ditingkatkan.
c. Mengukur keberhasilan guru dalam mengajar. Melalui evaluasi yang telh dilaksanakan dalam pengajaran merupakan bahan informasi bagi guru untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam melaksanakan pengajaran.
d. Untuk meningkatkan prestasi kerja. Keberhasilan dan kemajuan yang dicapai dalm pengajaran akan mendorong bagi sekolah atau guru untuk terus meningkatkan prestasi kerja yang telah dicapai dan berusaha memperbaiki kelemahan dan kekurangan yang mungkin terjadi.

Dalam evaluasi semua komponen dalam pendidikan layak dan harus dijadikan sebagai objek dan subjek evaluasi pendidikan, yaitu :
§ Siswa, dapat menjadi subjek evaluasi bagi dirinya sendiri dan bagi guru serta sekolahnya dan dapat juga menjadi bagian dari objek evaluasi yang dilakukan oleh guru dan sekolahnya.

§ Guru, dapat menjadi subjek evaluasi bagi program dan cara-cara dia mengajar, keberhasilannya dan juga dpat menjadi objek evaluasi oleh siswa dan sekolahnya.

§ Sekolah, dapat menjadi subjek evaluasi bagi siswa dan guru-guru yang ada didalamnya serta dapat juga menjadi sasaran atau objek evaluasi dari siswa dan guru yang bernaung didalamnya.


2. Tujuan Evaluasi Pendidikan
segala sesuatu yang di lakukan pasti mempunyai tujuan yang akan di capai, pastinya semua aktifitas tidak ingin hasilnya sia-sia, begitupun dengan evaluasi, ada tujuan yang ingin di capai, adapun tujuan evaluasi pendidikan :
 Untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh siswa dalam suatu kurun waktu proses belajar tertentu.
 Untuk mengetahui posisi atau kedudukan seorang siswa di dalam kelompok kelasnya.apakah siswa tersebut termasuk kategori lambat,sedang,atau cepat.
 Untuk mengetahui tingkat usaha yang dilakukan seorang siswa dalam belajar.apakah menunjukan tingkat usaha yang efisien atau tidak.
 Untuk mengetahui hingga sejauh mana seorang siswa telah mendayagunakan kafasitas kognitifnya.
 Untuk mengetahui tingkat daya guna dan hasil guna metode mengajar yang telah digunakan oleh seorang guru dalam proses belajar-mengajar.
Dr.muchtar buchori Med. Mengemukakan bahwa tujuan khusus evaluasi pendidikan ada 2 yaitu :
 Untuk mengetahui kemajuan peserta didik setelah ia mengalami pendidikan selam jangka waktu tertentu

 Untuk mengetahui tingkat efisiensi metode-metode pendidikan yang dipergunakan pendidik selam jangka waktu tertentu tadi.

B. Prinsip-Prinsip Dalam Penilaian
1. penilaian komprensif
penilaian komprehensif yaitu Prinsip yang melihat semua aspek, meliputi kepribadian, ketajaman hapalan, pemahaman, ketulusan, kerajinan, sikap kerjasama, tanggung jawab dan sebagainya, sesuai dengan Alquran dalam
surat Al-zalzalah ayat 7-8 :
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرّةٍ خَيْرًا يَرَهُ وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرّةٍ شَرّا يَرَهُ
“ Barangsiapa yang berbuat kebaikan sebesar bijidzarrah niscaya akan memperoleh balasan, danbarangsiapa yang berbuat keburukan sebesar bijidzarrah niscaya juga akan memperoleh balasan.”
Prinsip evaluasi ini dilakukan pada semua aspek-aspek kepribadian peserta didik, yaitu aspek intelegensi, pemahaman, sikap, kedisiplinan,tanggung jawab,
2. penilaian kontinyu
penilaian kontinyu adalah Prinsip kesinambungan (kontinuitas), evaluasi ini
tidak hanya dilakukan setahun sekali, atau persemester, tetapi dilakukan secara terus-menerus, mulai dari proses belajar mengajar sambil memperhatikan keadaan anak didiknya, hingga anak didik tersebut tamat dari lembaga sekolah. Dalam ajaran Islam sangat diperhatikan prinsip kontinuitas, karena dengan berpegang pada prinsip ini, keputusan yang diambil oleh seseorang menjadi valid dan stabil sesuai dengan surat al-Fushshilat ayat 30 :
إِنّ الّذِينَ قَالُوا رَبّنَا الُّ ثُمّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَئِكَةُ أَلّ تَخَافُوا وَلَ تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا
بِالْجَنّةِ الّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ
“ Sesungguhya orang-orang yang mengatakan Tuhan Kami adalah Allah kemudian mereka berpegang teguh dan tetap istiqomah maka Malaikat akan turun dan
mengatakan janganlah Kamu takut dan bimbang dan berilah kabar gembira dengan jannah (surga) yang telah dijanjikan buat kamu.”.
Prinsip evaluasi ini diperlukan atas pemikiran bahwa pemberian materi pendidikan pada peserta didik tidak sekaligus, melainkan bertahap dan
berproses seiring dengan kemampuan dan perkembangan psikofisik peserta didik. Oleh karena itu, proses evaluasi perlu mengikuti tahapan-tahapanm tersebut, walaupun masing-masing tahapan tidak dapat dipisahkan.
3. penilaian objektivitas
Prinsip objektivitasDalam mengevaluasi berdasarkan kenyataan yang sebenarnya tidak boleh dipengaruhi oleh hal-halyang bersifat emosional dan irasional . Evaluasi ini dilakukan secara adil, bukan subjektif. Artinya pelaksanaan evaluasi berdasarkan
keadaan sesungguhnya dan tidak dicampuri oleh hal-hal yang bersifat emosional dan irasional. Sikap ini secara tegas dikatakan oleh Rasulullah Saw dengan melarang seorang hakim yang sedang marah untuk memutuskan perkara, sebab hakim semacam ini pikirannya diliputi emosi yang mengakibatkan putusannya tidak objektif dan rasional.Prinsip ini juga ditegaskan oleh dalam surat al-Maidah ayat 8 bahwa seseorang itu harus berlaku adil dalam mengevaluasi sesuatu jangan karenakebencian menjadikan ketidak objektifan evaluasi yang dilakukan :
يَاأَيّهَا الّذِينَ آَمَنُوا كُونُوا قَوّامِينَ لِِّ شُهَدَاءَ بِالْقِسْطِ وَلَ يَجْرِمَنّكُمْ شَنَآَنُ قَوْمٍ عَلَى أَلّ
تَعْدِلُوا اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتّقْوَى وَاتّقُوا الَّ إِنّ الَّ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
“ Wahai orang-orang yang beriman jadilah kamu orang-orang yang menegakkan keadilan dan menjadi saksi bagi keadilan dan janganlah karena kebencianmu kepada suatu kaum menyebabkan kamu tidak berlaku adil. Berlaku adillah karena adil itu akan mendekatkan kamu kepada ketaqwaan. Bertaqwalah kepada Allah , sesungguhnya Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu perbuat.”
Contoh dari prinsip ini sebagaimana yang
ditegaskan Nabi Muhammad Saw dalam sabdanya : “
Andaikata Fatimah binti Muhammad itu mencuri niscaya aku tidak segan-segan memotong kedua tangannya.” Demikian pula halnya Umar bin Khattab yang mencambuk anaknya karena ia berbuat zina.

4.Penilaian Validitas
Penilaian validitas meliputi seluruh bidang tertentu yang diingini dan diselidiki sehingga tidak hanya mencakup satu bidang saja. Soal-soal tes harus memberi gambaran keseluruhan (representatif) dari kesanggupan anak
mengenai bidang itu.
5. Penilaian Realiabitas
penilaian realibitas merupakan penilaian yang dapat dengan memberikan ketelitian dan keterangan tentang kesanggupan anak didik sesungguhnya, soal yang ditampilkan tidak membawa tafsiran yang bermacam-macam sehingga mudah dimengerti oleh peserta didik.

6. Penilaian edukatif
penilaian edukatif merupakan penilaian yang bersifat edukasi yaitu penilaian dengan pendidikan


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Evaluasi menjadi hal yang penting dalam proses belajar mengajar, karena tanpa evaluasi akan susah sekali mengukur tingkat keberhasilannya.

Evaluasi pendidikan merupakan proses yang sistematis dalam Mengukur tingkat kemajuan yang dicapai siswa, baik ditinjau dari norma tujuan maupun dari norma kelompok serta Menentukan apakah siswa mengalami kemajuan yang memuaskan kearah pencapaian tujuan pengajaran yang diharapkan.

B. Saran

 & Gunakan evaluasi sefektif mungkin supaya efektif dan efesian

 & Carilah evaluasi yang menarik bagi anak didik supaya anak didik merasa nyaman dan tidak terbebani

 & Jadikan evaluasi sebagai alat kontrol untuk kemajuan pendidikan












DAFTAR PUSTAKA
H. Daryanto, Evaluasi Pendidikan, Renika Cipta, Jakarta, 2007
Http://Ischaq.Blogspot.Com
Http://Sutisna.Com
Http://Dokumens.Multiply.Com

Written by

We are Creative Blogger Theme Wavers which provides user friendly, effective and easy to use themes. Each support has free and providing HD support screen casting.

0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah memberikan komentar, selamat mejelajahi blog Pendidik Barsel, Kunjungan berharga mohon tinggalkan komentar

 

© 2013 Blog Pendidik Barsel. All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top